Ini yang ku sebut sebagai sajak sepi, saat kata perkata terhapus jejaknya rasa dan karsa
saat perumpamaan hanya nyanyian tanpa makna, aku yang masih tersimpuh renta
Diantara dinding dinding kebisuaan, risau dan pilu kawan sejati penggema nafas jiwa
Hujan hujan datang hanya di mimpi mimpi kosong, harapan jadi fana di buatnya
***
Ini yang ku maknai sebagai sajak orang orang bisu, bisu dengan harmonisasi lara
ini yang ku maksud dengan sajaknya orang orang tuli, hanya musik yang menjadi nestapa
Berontak jiwa seakan ingin terbang bersama angin, bercerita pada malam, dan menepi bersama kunang kunang
Sinar cahaya menjadi redup dibuatnya, saat semua anugrah hilang entah kemana
***
Sandiwara di biasnya pelarian tanpa jejak, kemana kaki akan berpijak
ini yang ku katakan sajak sajak bisu , kemana lagi harus mengadu
Tak ada lengking suara yang bersahabat di telinga, kenangan hanya tinggal masa lalu yang tinggal hancur bersama lamunan
***
Tak usai ku kan menyuratkan frosa indah , namun sungkan iya kembali tercipta
Semua pergi, berlalu , dan tinggal dengan dinding dinding ratapan , terus bercumbu dengan kesepian
***
Padamu nyanyian, tetaplah disini, tolong