Sebagai salah satu negara yang berada di wilayah tektonik, Indonesia rentan dengan risiko berbagai bencana alam mulai dari banjir, gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, kebakaran hutan, kekeringan, dan lainnya. Selain bencana alam, ada juga bencana sosial seperti konflik atau teror yang kerap menyapa masyarakat, terutama di kota besar.
Setiap tahunnya, angka jumlah bencana di Indonesia terus meningkat. Hal ini harus bisa diantisipasi, salah satunya dengan menciptakan budaya siaga bencana untuk meminimalisir risiko bencana, didukung dengan perkembangan teknologi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan siaga bencana di masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan sosialisasi melalui sandiwara radio “Asmara di Tengah Bencana” karya maestro sandiwara radio S. Tidjab. Ya, sandiwara radio merupakan medium tepat dalam menyebarkan edukasi terkait siaga bencana karena wilayah jangkauan radio yang bisa didapatkan hingga ke pelosok daerah di Indonesia.
Untuk terus meningkatkan kesadaran dan kepedulian siaga bencana dalam masyarakat, BNPB bersama Kompasiana menggelar kegiatan Kompasiana Nangkring bertema “Membangun Budaya Sadar Bencana Melalui Media Radio”. Sebelum ikutan, simak informasi berikut:
Untuk mendaftarkan diri, segera klik tombol 'DAFTAR' pada bagian atas halaman ini.
Kompasiana dan BNPB juga mengadakan blog competition yang berlangsung mulai 7 Juni – 7 Juli 2017. Dalam blog competition ini, Kompasianer diajak untuk memberikan opini tentang peranan radio sebagai media komunitas untuk sosialisasi siaga bencana atau menceritakan pengalaman dalam merasakan manfaat edukasi siaga bencana melalui sandiwara radio bagi masyarakat yang mendapat jaringan radio. Untuk tulisan terbaik dari Kompasianer akan mendapatkan hadiah:
Untuk mengetahui kegiatan dan kompetisi Kompasiana lainnya yang sedang berlangsung, silakan klik di sini.(GIL)