Krisis pembelajaran menjadikan pendidikan semakin tertinggal dengan hilangnya pembelajaran (learning loss) antar wilayah dan kelompok serta meningkatnya kesenjangan pembelajaran baik sosial maupun ekonomi. Untuk memulihkan serta meningkatkan pembelajaran, KEMENDIKBUDRISTEK meluncurkan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, di mana satuan pendidikan diberikan kebebasan dalam menentukan kurikulum yang akan digunakan.
Kenapa harus Kurikulum Merdeka? Karena struktur kurikulum yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, juga memberikan keleluasan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Pada penerapannya, tidak ada paksaan serta keharusan bagi sekolah maupun tenaga pendidik untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, melainkan secara sukarela setelah sekolah melakukan refleksi. Saat ini terdapat lebih dari 140 ribu sekolah di berbagai wilayah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap.
Lalu, bagaimana sih cara yang efektif dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas khususnya bagi para tenaga pendidik?
Yuk cari tahu dan simak rincian acaranya pada,
Peserta yang hadir di Zoom dan YouTube dapat turut serta meramaikan diskusi bersama para narasumber. Silakan daftarkan diri kamu di link berikut! s.id/WebinarKurikulumMerdeka
Selain itu, KEMENDIKBUDRISTEK bersama dengan Kompasiana juga mengajak para tenaga pendidik, pemerhati pendidikan, pelajar, mahasiswa/i, orang tua dan blogger untuk berbagi cerita, ide, dan opini tentang Kurikulum Merdeka dalam Blog Competition dengan periode 4 Maret - 2 April 2023.
Yuk simak dan cari tahu informasi selengkapnya hanya di event.kompasiana.com. Hadiah belasan juta rupiah sudah menanti lho.. Jangan sampai terlewat ya! (LKE)
