Hallo Kompasianer khususnya yang suka travel, apa kabar?
Sabtu lalu, Koteka sudah mengajak 23 peserta zoom untuk mengupas habis keindahan "Wonderful Indonesia: Legenda Sam Poo Khong" di mana Ketua Komunitas Semarkutigakom (kompasianer yang tinggal di Semarang, Kudus, Salatiga dan sekitarnya), Wang Eddy dan GM Operasional Sam Poo Khong, Anindita Rinaldie, S.E menjadi narasumber. Ih, seru, ada Makoto dari Jepang yang pernah berkunjung ke kuil yang baginya tak kan terlupakan dan tentu para traveler serta anggota Koteka yang hadir.
Teman-teman, selain menjadi tempat ibadah, rupanya Sam Poo Kong sangat instagrammable. Coba deh, cek di instagram. Gemes, kan? Sudah selfie di sana belum? Ih, hari gini belum. Nggak asyik! Kelenteng sudah jadi 100 destinasi Indonesia, lho.
Jangan lupa bahwa kelenteng merah andalan Semarang ini memiliki sejarah yang luar biasa menarik. Yakni datangnya Panglima Cheng Ho yang membawa budaya Islam dari Tiongkok ke Semarang. Masjid yang dibangunnya, sekarang menjadi Sam Poo Kong.
Di sana itu ada pohon rantai, pemujaan deewa Bumi, makam kyai Juru Mudi, makam kyai Djangkar, tempat Nyai Cundrik Bumi dan tempat Kyai Nyai Tumpeng. Relief yang menggambarkan sejarah Sam Poo Kong dalam tiga Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris) menjadi saksi sejarah dan informasi yang berarti bagi wisatawan. Sudah meneliti detil sejarah di sana, ya?
Lokasi kelenteng yang luas, menjadikannya sebagai tempat perhelatan pernikahan warga, lapangan konser dan bazaar makanan yang menawarkan kuliner Semarang. Suatu saat aka nada gebrakan komik yang berhubungan dengan kelenteng supaya makin kekinian dan kelenteng lestari sampai anak cucu, nggak bosenin.
Kalau berkunjung, silakan selfie dengan baju Tiongkok untuk kenangan indah yang terpatri.
Baiklah. Bagaimana dengan Sabtu ini?
Komunitas Traveler Kompasiana akan mengajak Anda untuk ke Afrika, tepatnya ke gunung Kilimanjaro.
Gunung Kilimanjaro memiliki enam jalur pendakian resmi yang terkenal yaitu Machame, Marangu, Rongai, Lemosho, Umbwe, Mweka dan Shira. Dari semua jalur pendakian, Marangu atau jalur Coca-cola paling beken karena mudah dan ada fasilitas yang tersedia. Apa saja yang harus kita persiapkan untuk mencapai puncak?
Tahun 2020, ada Gadd, pendaki yang dijuluki "Pahlawan Gunung" oleh PBB karena mengeksplorasi perubahan iklim di sana. Konon, katanya lapisan es di Kilimanjaro, Tanzania, Afrika Timur mencair dibanding 5 tahun yang lalu. Apakah ini dampak dari global warming di bumi ini? Apakah es akan punah di sana suatu hari nanti? Apa yang harus manusia lakukan untuk mencegahnya?
Gunung tertinggi di Afrika ini memiliki ketinggian 5895 meter di atas permukaan laut yang didaki pertama kali oleh Hans Meyer dan Ludwig Purtscheller tahun 1889. Kalian sudah pernah menonton film "Kilimanjaro" tahun 2013? Seru sekali, ya? Ngeri-ngeri sedap dan haru pokoknya. Apakah kalian berani menerima tantangan seperti itu, mendaki gunung yang brrrr?
Kapan saat yang tepat untuk mendaki? Perlu diketahui, Kilimanjaro adalah area dengan dua musim hujan pada Maret sampai Mei dan November. Lama ya? Lahan yang basah? Apakah tanah yang akan kita daki licin sekali?
Biasanya, kita ketemu hewan liar di kebun binatang. Kalau ketemu gajah atau kerbau Cape saat mendaki di sana, bagaimana dong?
Adalah Rahmat Hadi. Pria Yogyakarta yang pernah menjadi salah satu admin Komunitas Traveler Kompasiana ini juga pendaki gunung (di Indonesia, Everest dan Kilimanjaro serta gunung lain di Eropa) dan sekaligus penulis buku, di mana ia menceritakan pendakian yang dilakukannya dan tentu, membantu kita menjawab pertanyaan tersebut di atas dalam zoom. Dhave Danang yang juga pendaki gunung, admin Koteka serta penerima The Best in Specific Interest 2013 akan menjadi moderator. Pasti nyambung!
Sekarang, saatnya kami menyebar undangan bagi kalian semua untuk hadir pada:
Di sini gunung, di sana gunung. Daripada Sabtu-Sabtu bingung, ikut zoom dunk. Jumpa Sabtu! (AG)