Hallo semuanya. Masih sehat dan bahagia, kan? Jaga protokol kesehatan di manapun kalian berada.
Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana sudah mengangkat tema "Wonderful Indonesia", menjamu kalian untuk jalan-jalan virtual ke Timor Barat.
Itu bukan Timor Leste, ya? Timor Barat sampai hari ini masih menjadi bagian dari NKRI.
Terima kasih yang sudah setia gabung. Dari 7 orang yang mendaftar, justru ada 31 orang yang hadir. Kalian memang setia dan luarrrr biasa.
Grace Tan-Johannes, jurnalis independen Our Better World, South China Morning Post, Indonesia Expat baru Jakarta Globe telah berbagi banyak sekali informasi tentang kota Kupang dan kabupaten Timor Tengah Selatan.
Banyak foto-foto yang menggiurkan untuk membuat kita bergairah jalan-jalan ke sana, suatu hari nanti. Janji! Kalian bagaimana?
Kota Kupang, ibukota provinsi NTT, adalah gerbang masuk Timor Barat. Walaupun belum sepopuler Flores, Sumba atau Alor sebagai daerah wisata, Timor sebenarnya mempunyai daya tarik yang tidak kalah seru.
Oh, iya. Kata si Grace: "Sebagai generasi ketiga di rantau, lahir di Jawa, tidak pernah diperkenalkan ke kampung kakek-neneknya di Rote semasa kecil.
Dalam berbagai adat NTT termasuk Rote, hal ini memicu konflik dengan masyarakat kampung yang bisa jadi tidak menerima "kepulangan dadakan" diaspora NTT yang terlanjur dewasa di rantau tanpa pernah membangun hubungan dengan kampung sedari kecil.
Oleh karena itu, saya menghabiskan bertahun-tahun membina hubungan dengan keluarga besar kakek-neneknya di Timor, dengan harapan suatu ketika memperoleh restu menyeberang ke Rote.
Sayang belum sempat keinginan itu terwujud, pandemi covid-19 untuk sementara menunda rencana berjumpa tanah leluhur.
Sejauh ini, perjumpaan terdekat dengan Rote adalah melalui tatapan ke seberang selat Pukuafu dari pantai Tablolong di barat daya kota Kupang, yang pada sebagian hari cerah menampakkan bayang-banyang pantai utara Rote di cakrawalanya."
Nah, dari wilayah timur Indonesia, kita kembali ke tengah-tengah di pulau Jawa. Betul, Yogyakarta! Yahhh. Mimin sudah kasih bocoran Sabtu lalu setelah acara foto bareng, ya?
Sabtu ini, kami bekerjasama dengan Museum Affandi mengajak kalian menyimak perjalanan mami membuat patung, selain melukis. Patung-patung mami ada di "Omahe Kartika" dan di "Museum Affandi." Bagi kalian yang sudah pernah melihat, pasti senyam-senyum simpul.
Mengapa mami membuat banyak sekali patung yang menggambarkan jenis kelamin manusia? Dan tentu, tentang orang-orang terdekat dalam kehidupan mami Kartika seperti Affandi terpatri di sana. Darimana mami belajar mematung? Mana yang mami suka antara melukis dan membuat patung? Ada tip mami buat kita yang suka membuat patung? Apa kata mami tentang wisata Jogja? Ah, pulang ke kotamu, mimin jadi klepek-klepek ....
Sekarang, untuk tahu jawabannya, kami undang kalian karena kami akan menggelar Kotekatalk melalui zoom pada:
Baiklah, kami tunggu kehadiran kalian Sabtu ini. Kita kencan, seperti biasa. Jalan-jalan di dunia maya dengan satu jari. Jangan lupa daftar untuk pendataan dan penentuan pemenang hadiah.
Salam Koteka, dibawa ke mana saja, tiada gantinya. (AG)
