Event Komunitas Online

Mau Tahu Situasi Pandemi di Norwegia, Islandia, serta Sekilas Oslo? Ikut Kotekatalk!

21 September 2021 00:00:00 Diperbarui: 21 September 2021 10:15:27 588

Hari

Jam

Menit

Detik

Sudah Berakhir
Mau Tahu Situasi Pandemi di Norwegia, Islandia, serta Sekilas Oslo? Ikut Kotekatalk!
Kita ke Oslo Sabtu ini, via Kotekatalk Zoom (Dok.Koteka)

Hallo, everyone.

Apa kabar? Sudah divaksin? Kartu digitalnya sudah diunggah di HP?

Intinya semoga semua tetap sehat dan bahagia di masa pandemi gelombang IV.

Oh, ya, Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana sudah mengajak kalian ke Bonn, Jerman. 

Di sana ada markas Deutsche Welle, media yang mirip TVRI, yang ada di Jerman tapi memberitakan tentang Indonesia. Keren dan seru, ya? Tambah keren lagi karena salah satu putra Indonesia, Hendra Pasuhuk menjadi jurnalis di media internasional DW itu sejak 1999.

Pantesan, Mas Hendra  dahulu itu adalah mantan penyiar radio waktu di Indonesia, jadi memang sudah ada bakat dan minat ke dunia jurnalistik. 

Lalu, lepas kuliah di Jurusan Sosiologi dan Ekonomi Universitas Cologne, Jerman, melamar di DW. Sekarang ini, mas Hendra menjadi trainer untuk komunikasi dan manajemen interkultural.

Banyak informasi, wawasan dan pengalaman dari bang Hendra yang dibagikan kepada hampir 200 mahasiswa/dosen UNESA dan traveler dari Koteka selama 1,5 jam. 

Didapuk MC Ony Jamhari, Moderator Vinda Maya Setyaningrum, kahumas UNESA. Kotekatalk ke -53 ini merupakan kerja sama Koteka dengan UNESA Surabaya. 

Oh, ya tambahan informasi tentang peserta, ternyata nggak hanya dari UNESA dan Koteka, lho, yang daftar dari berbagai kalangan; SDN 17 Teluk Pakedai, SMP Negeri 3 Rembang, Times Indonesia, UGM, UNDIP, UNIMA, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pendidikan Idnonesia dan Universitas Sam Ratulangi. Gemes, kan?

Pembukaan dari Zoom sendiri unik karena ada menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars UNESA secara online. Yang berada di luar negeri rasanya dada mau terbang karena ada garudanya.

Acara dilanjutkan dengan sambutan ketua Koteka yang diwakili sekretaris, Gana Stegmann. Antara lain disebutkan bahwa kerja sama ini semoga menginspirasi para mahasiswa khususnya yang belajar bahasa Jerman dan jurnalistik untuk menggapai mimpi mengikuti jejak mas Hendra, menjadi jurnalis internasional. 

Kerja sama ini memang pertama kali tapi bukan yang terakhir, karena segera akan ada kerja sama lagi mendatangkan jurnalis asing dari Jerman yang bekerja di media cetak Jerman tanggal 30 Oktober 2021 nanti.

Diteruskan sambutan kedua dari wakil dekan bidang akademik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya, Ibu Dr. Mintowati, M.Pd. 

Ibu Dr. Mintowati mengucapkan terima kasih kepada Koteka yang menggagas acara dan terima kasih tak terhingga kepada panitia dari UNESA. Diharapkan kegiatan Zoom ini akan membawa manfaat bagi semua. 

Mas Hendra dalam presentasi tentang Bonn membuat kita sedikit membayangkan bagaimana cantiknya desa yang dulu pernah jadi ibu kota negara Jerman, sebelum akhirnya kini dipindah ke Berlin. Dengan fasilitas berskala internasional dan banyak masyarakatnya mampu berbahasa Inggris, membuat Bonn unik. 

Tentang jurnalistik, mas Hendra menegaskan bahwa banyak perbedaan menjadi jurnalis di Indonesia dibandingkan dengan Jerman. Salah satunya adalah, tidak ada budaya amplop di Jerman. Yang ada adalah para jurnalis mendapat support seperti alat dan data yang dibutuhkan. 

Lantas setiap pemilik media, yang notabene adalah yang memberikan modal untuk hidup, belum tentu boleh mengintimidasi para jurnalisnya. 

Artinya kalau penanam saham sebuah rumah sakit, dia tidak boleh memeriksa pasien, tidak boleh menyuntik karena sudah ada yang ditugasi untuk itu. Demikian pula dengan media. Sudah ada wartawan dan editor. Merekalah yang bertanggung-jawab. 

Ada lagi yang menarik, ternyata gaji jurnalis di media Jerman bukan didasarkan pada jenis kelamin tapi karena posisinya manajerial, misalnya. 

Atau bagi penyiar yang wanita, bisa saja gajinya lebih tinggi dari penyiar yang laki karena konon, banyak yang tertarik untuk menonton. Tapi itu bukan semata-mata membedakan bahwa gaji karena gender tapi karena profit yang diberikan SDM untuk media. 

Semoga seperti kata mas Hendra, akan ada peluang lagi bagi para mahasiswa Indonesia untuk magang di DW Jerman. Selama pandemi ini, dipending. Untuk sementara mungkin akan ada kuliah umum dari DW untuk universitas di Indonesia yang tertarik untuk mengadakannya. 

Koteka turut andil mengembangkan dunia pendidikan Indonesia, dong. Senang dan bangga. Pada belajar bahasa Jerman juga, ya, jangan cuma bahasa Inggris.

Baiklah, dari Jerman, Koteka ajak kalian ke Norwegia. Komunitas Traveler Kompasiana  mengundang bapak Dubes LBBP RI Oslo, H.E. Prof. Todung Mulya Lubis, S.H., LLM. untuk membagikan informasi seputar situasi pandemi di wilayah kerja beliau. 

Sedangkan admin Gana Stegmann di Jerman akan berbagi pengalamannya backpacking selama 5 hari di Oslo, Norwegia selama pandemi, menggunakan kartu vaksin digital.

Menarik sekali, bukan? Jangan lupa catat acara Kotekatalk bekerja sama dengan D3 Keperawatan Blora Poltekkes Kemenkes Semarang pada:

  • Hari/Tanggal: Sabtu, 25 September 2021
  • Pukul: 16.00-17.30 atau 11.00-12.30 CEST Berlin/Oslo
  • Tempat: Zoom
  • Pendaftaran: bit.ly/kotekatalk54
  • Hadiah: 2 x RP 50K dari Kompasianer Siti Asia dan E-sertifikat

Catat informasi ini, daftar dan masukkan ke dalam kalender supaya nggak lupa.

Jumpa Sabtu.

Salam Koteka, dibawa ke mana saja, tiada gantinya. (AG)