Hi, everyone, apa kabar?
Masih sehat dan bahagia?
Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana mengajak kalian semua untuk menyimak keindahan Indonesia lewat perbincangan dengan Ari Dwi Gommeringer, diaspora dari Kediri yang tinggal di Jerman.
Bersama suaminya, ia menjelajah pulau Moyo, favorit Lady Diana dan para artis dunia lainnya. Mengapa justru banyak orang asing yang tahu pulau ini ketimbang orang lokal? Pertama karena tempatnya asli, tersembunyi dan memang indah. Bayangkan kalau kita bertemu rusa liar, sapi dan tarantula? Memang disayangkan bahwa keindahan pulau Moyo nggak semudah menuju Bali. Infrastruktur di sana kurang memadai. Tetapi, jangan salah, bisa jadi ini justru yang menjadi daya tarik bagi orang asing. Eksklusif.
Rupanya, tidak ada makan siang gratis untuk ke sana. Bea yang dipersiapkan juga nggak murah, lho. Selain pesawat ke Sumba, transportasi lokal demi menuju pulau Moyo yang mencapai total 2 juta (misalnya untuk sewa boat dan sewa ojek motor - Rp 100.000,00) adalah hal yang harus dipikirkan traveler. Hotel di sana juga terbilang mahal.
Diceritakan oleh mbak Ari bahwa mata pencaharian orang Sumbawa kebanyakan adalah petani, ada juga yang hengkang ke Sumbawa Besar untuk mencari rejeki lebih. Berharap suatu hari penduduk bisa mengolah ekonomi kreatif dari sektor pariwisata karena memang pulau Moyo punya potensi.
Nah, selain air terjun Mata Pitu, narasumber yang waktu itu mengenakan Kebaya Bali itu menyarankan kita untuk mengunjungi Putu Jarum dan Takat Sagiri serta desa Labuan Aji.
Selain itu, ia menyayangkan kelalaiannya tidak membawa kamera yang memadai untuk mengabadikan tempat-tempat yang dikunjunginya selama di sana. Semoga nggak kejadian pada teman-teman semua. Periksa baterei, kartu memori dan tas pelindung supaya acara memotret lancar.
Dari Indonesia, Koteka mengajak kalian untuk menuju Jerman. Di negara yang memiliki 16 negara bagian ini kami akan mengulik sedikit tentang wilayah negara bagian Bayern, Muenchen. Yang suka sepakbola pasti sudah nggak asing lagi dengan nama kota yang terkenal dengan alun-alun Marienplatz ini.
Ade Umar Said Schuetz dari Lampung dan tinggal di Muenchen akan menceritakan pengalamannya mempelajari bahasa Jerman sampai menjadi pengajar bahasa Jerman di Jerman. Pria yang menikah dengan wanita berkebangsaan Jerman itu bekerja untuk Goethe Institut - Indonesia.
Bagaimana suka-duka belajar bahasa Jerman di perguruan tinggi di Indonesia dan Jerman? Bagaimana perjalanan karirnya selama di Jerman? Apa yang ia sukai dari kota Muenchen? Makanan khas apa yang bisa menggoyang lidah kita?
Untuk tahu banyak tentang hal itu, Komunitas Traveler Kompasiana bekerja sama dengan Universitas Negeri Semarang (dibantu HMJ Unesa dan Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Jerman se-Indonesia) mengajak kalian untuk bergabung dalam Kotekatalk 75 pada:
MC Gana Stegmann dari Koteka dan moderator, mahasiswi Unesa (Putriyana Hema Turnip) akan memandu acara.
Jangan lupa daftar, ya. Lalu simpan tanggal dalam kalender, supaya nggak lupa.
Jumpa Sabtu.
Salam Koteka (GS)