PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS ADAT DAN EKONOMI MELALUI DUK PENGANGGON DI KECAMATAN TANJUNG BATU
Oleh : Putri Wulandari
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
Ogan ilir merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Selatan. Terdapat 16 kecamatan termasuk kecamatan Tanjung Batu. Kecamatan Tanjung batu di mana banyak dari masyarakatnya membuat kerajinan penganggon mengingat banyak sekali di kabupaten ogan ilir memiliki potensi menenun Kain songket Palembang.
Kain songket palembang di anggap sebagai mata pencaharian penduduk perempuan di Kecamatan Tanjung Batu. Tepatnya di desa limbang jaya, tanjung pinang serta di tanjung laut. Yang sudah ada sejak turun temurun dan di laksanakan generasi ke generasi selanjutnya, oleh karena itu adanya pengrajin tenun songket memungkinkan masyarakat di kelurahan tanjung batu membuat produksi baju pakaian adat palembang sendiri. Yang di kenal sebagai Duk penganggon.
Duk penganggon dalam istilah " DUK " merupakan singkatan nama dari pemilik usaha penganggon di kecamatan Tanjung Batu sedangkan "penganggon" di artikan sebagai pakaian adat pengantin palembang.
Duk penganggon di kenal masyarakat luas sebagai salah satu sentra pengrajin baju adat di kecamatan Tanjung batu ogan ilir, di mana sekitar 20 pengrajin di ajak untuk terampil dalam merangkai setiap komponen yang ada pada pakaian Adat seperti
Proses dalam pembuatan baju adat Palembang ini masyarakat di latih terampil dalam menghias setiap komponen dari aksesorisnya hal ini juga secara tidak langsung menerapkan teori tetapi juga ekonomi masyarakat dan menjadi mata pencaharian masyarakat baik perempuan maupun laki-laki.
Dalam pembuatan pakaian adat dan aksesorisnya tentu diperlukan tutor atau pembimbing yang berpengalaman dan tentu saja paham dalam setiap proses pembuatanya, di mana dalam industri kecil duk penganggon ini yang menjadi tutornya berjumlah 2 orang.
Sasaran dari program pemeberdayaan masyarakat ini yaitu seluruh masyarakat tanpa memandang umur batasan, baik itu generasi muda dan juga orang dewasa dan sekarang sudah mencapai 20 orang pengrajin.
Para pengrajin dalam proses pembuatan hanya sekali kali saja di lingkungan rumah duk tetapi bisa di bawah pulang ke rumah mengingat pesertanya kebanyakan orang dewasa seperti ibu-ibu dan bapak -- bapak oleh karena itu dalam pengerjaanya kebanyakan peserta pengrajin di bawah ke rumah masing-masing.
Tak hanya di latih menjahit, merangkai, nyikat nyepu dll masyarakat juga secara langsung di tunjang pendapatan dan juga mampu melestarikan kebudayaan daerah, setiap komponen yang ada pada pakaian adat ini mengandung makna tersendiri. Beberapa pakaian adat maupun aksesoris yang di jual dan d buat oleh masyarakat di antaranya Aksesoris ( beringin, paksangko, kalung, gelang, sendal, ayun-ayun, gandik, sapu tangan, teratai,selempang , plat bahu).
Pemberdayaan masyarakat melalui Duk penganggon bisa di sebut sebagai Bina usaha di mana bisa di lakukan pelatihan untuk peningkatan pengusaha kecil menegah seperti Duk penganggon dan bisa melakukan konsultasi bimbingan bisnis kepada pengusaha/ Admin penganggon mengingat pemasaran yang di lakukan masih terbatas hanya dari media sosial seperti Whasstapp, tak hanya itu saja Duk penganggon juga termasuk Bina Manusia di mana adanya para pekerja yang di latih terampil dalam pembuatan baju adat, aksesoris dll, secara tidak langsung meningkatkan skill dan pendapatan ekonomi masyarakat.
Diharapkan dengan adanya pemberdayaan masyarakat sekaligus sumber mata pencaharian penduduk di Kecamatan Tanjung atau Kelurahan tanjung batu dapat memberikan perubahan lebih maju lagi dan berkembang seterusnya sehingga mampu untuk mengajak pemuda-pemudi yang belum mempuyai pekerjaan tetap untuk ikut dalam program ini.